Tugas Softskill : Pertemuan Ke-4, Valdo Aditya Pratama –
50408844 – 4IA06
Pertanyaan:
1. Buatlah/Carilah Artikel tentang Bioinformatika.
2. Bidang-bidang apa saja yang terkait dengan Bioinformatika.
Jawaban:
1. Istilah
Bioinformatika ini berasal dari bahasa Inggris yaitu bioinformatics, yang artinya ilmu
yang mempelajari tentang penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan
menganalisis informasi biologis (kalau kata wikipedia ^^). Akan tetapi kalau
saya boleh sederhanakan menggunakan kata-kata sendiri, bioinformatika adalah
segala bentuk penggunaan komputer dalam menangani masalah-masalah biologi.
Dalam prakteknya, definisi yang digunakan oleh kebanyakan orang adalah satu
sinonim dari komputasi biologi molekul (penggunaan komputer dalam menandai
karakterisasi dari komponen-komponen molekul dari makhluk hidup). Sedangkan
menurut Fredj Tekaia dari Institut Pasteur [TEKAIA 2004], Bioinformatika
(Klasik) adalah “metode matematika, statistik dan komputasi yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah-masalah biologi dengan menggunakan sekuen DNA dan
asam amino dan informasi-informasi yang terkait dengannya”.
Jadi, Bioinformatika ini merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi dibidang molekular. Pembahasan dibidang bioinformatika ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomic yang terdapat dalam molekul DNA.
Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh teknologi informasi melalui perkembangan hardware dan soffware. Baik pihak pabrikan sofware dan harware maupun pihak ketiga dalam produksi perangkat lunak. Salah satu contohnya dapat dilihat pada upaya Celera Genomics, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat yang melakukan pembacaan sekuen genom manusia yang secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi sehingga bisa melakukan pekerjaannya dalam waktu yang singkat (hanya beberapa tahun).
Jadi, Bioinformatika ini merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi dibidang molekular. Pembahasan dibidang bioinformatika ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomic yang terdapat dalam molekul DNA.
Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh teknologi informasi melalui perkembangan hardware dan soffware. Baik pihak pabrikan sofware dan harware maupun pihak ketiga dalam produksi perangkat lunak. Salah satu contohnya dapat dilihat pada upaya Celera Genomics, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat yang melakukan pembacaan sekuen genom manusia yang secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi sehingga bisa melakukan pekerjaannya dalam waktu yang singkat (hanya beberapa tahun).
Sejarah Bioinformatika
Bioinformatika
pertamakali dikemukakan pada pertengahan 1980an untuk mengacu kepada penerapan
ilmu komputer dalam bidang biologi. Meskipun demikian, penerapan bidang-bidang
dalam bioinformatika seperti pembuatan pangkalan data dan pengembangan
algoritma untuk analisis sekuens biologi telah dilakukan sejak tahun 1960an.
Kemajuan teknik
biologi molekuler dalam mengungkap sekuens biologi protein (sejak awal 1950an)
dan asam nukleat (sejak 1960an) mengawali perkembangan pangkalan data dan
teknik analisis sekuens biologi. Pangkalan data sekuens protein mulai dikembangkan
pada tahun 1960an di Amerika Serikat, sementara pangkalan data sekuens DNA
dikembangkan pada akhir 1970an di Amerika Serikat dan Jerman pada Laboratorium
Biologi Molekuler Eropa (European Molecular Biology Laboratory).
Penemuan teknik
sekuensing DNA yang lebih cepat pada pertengahan 1970an menjadi landasan
terjadinya ledakan jumlah sekuens DNA yang dapat diungkapkan pada 1980an dan
1990an. Hal ini menjadi salah satu pembuka jalan bagi proyek-proyek
pengungkapan genom, yang meningkatkan kebutuhan akan pengelolaan dan analisis
sekuens, dan pada akhirnya menyebabkan lahirnya bioinformatika.
Perkembangan jaringan
internet juga mendukung berkembangnya bioinformatika. Pangkalan data
bioinformatika yang terhubungkan melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengumpulkan
hasil sekuensing ke dalam pangkalan data tersebut serta memperoleh sekuens
biologi sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran program-program aplikasi
bioinformatika melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengakses
program-program tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya.
Contoh-contoh
Penggunaan Bioinformatika :
1.
Bioinformatika dalam bidang klinis
Bioinformatika dalam bidang klinis sring juga disebut sebagai
informatika klinis (clinical informatics). Aplikasi dari informatika klinis ini berbentuk
manajemen data-data klinis dari pasien melalui Electrical
Medical Record(EMR) yang dikembangkan oleh Clement J. McDonald dari Indiana
University School of Medicine pada tahun 1972. McDonald pertama kali
mengaplikasikan EMR pada 33 orang pasien penyakit gula (diabetes). Sekarang EMR
telah diaplikasikan pada berbagai macam penyakit seperti data analisa diagnosa
laboratorium, hasil konsultasi dan saran, foto rontgen, ukuran detak jantung,
dll.
2. Bioinformatika untuk
identifikasi Agent penyakit baru
Bioinformatika juga
menyediakan tool yang sangat penting untuk identifikasi agent penyakit yang
belum dikenal penyebabnya. Misalnya saja seperti SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) yang dulu pernah berkembang.
3. Bioinformatika untuk diagnose
penyakit baru
Untuk menangani penyakit
baru diperlukan diagnosa yang akurat sehingga dapat dibedakan dengan penyakit
lain. Diagnosa yang akurat ini sangat diperlukan untuk pemberian obat dan
perawatan yang tepat bagi pasien.
Ada beberapa cara untuk
mendiagnosa suatu penyakit, antara lain: isolasi agent penyebab penyakit
tersebut dan analisa morfologinya, deteksi antibodi yang dihasilkan dari
infeksi dengan teknik enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), dan deteksi
gen dari agent pembawa penyakit tersebut dengan Polymerase Chain Reaction
(PCR).
4. Bioinformatika untuk penemuan
obat
Cara untuk menemukan
obat biasanya dilakukan dengan menemukan zat/senyawa yang dapat menekan
perkembangbiakan suatu agent penyebab penyakit. Karena perkembangbiakan agent
tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, maka faktor-faktor inilah yang
dijadikan target. Diantaranya adalah enzim-enzim yang diperlukan untuk
perkembangbiakan suatu agent.
Trend Bioinformatika
Dunia
Ledakan data/informasi
biologi itu yang mendorong lahirnya Bioinformatika. Karena Bioinformatika
adalah bidang yang relatif baru, masih banyak kesalahpahaman mengenai
definisinya. Komputer sudah lama digunakan untuk menganalisa data biologi,
misalnya terhadap data-data kristalografi sinar X dan NMR (Nuclear Magnetic
Resonance) dalam melakukan penghitungan transformasi Fourier, dsb. Bidang ini
disebut sebagai Biologi Komputasi. Bioinformatika muncul atas desakan kebutuhan
untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisa data-data biologis dari database DNA,
RNAmaupun protein tadi. Untuk mewadahinya beberapa jurnal baru bermunculan
(misalnya Applied Bioinformatics), atau berubah nama seperti Computer
Applications in the Biosciences (CABIOS) menjadi BIOInformatic yang menjadi
official journal dari International Society for Computational Biology (ICSB)
(nama himpunan tidak ikut berubah). Beberapa topik utama dalam Bioinformatika
dijelaskan di bawah ini.
Keberadaan database
adalah syarat utama dalam analisa Bioinformatika. Database informasi dasar
telah tersedia saat ini. Untuk database DNA yang utama adalah GenBank di AS.
Sementara itu bagi protein, databasenya dapat ditemukan di Swiss-Prot (Swiss)
untuk sekuen asam aminonya dan di Protein Data Bank (PDB) (AS) untuk struktur
3D-nya. Data yang berada dalam database itu hanya kumpulan/arsip data yang
biasanya dikoleksi secara sukarela oleh para peneliti, namun saat ini banyak
jurnal atau lembaga pemberi dana penelitian mewajibkan penyimpanan dalam
database. Trend yang ada dalam pembuatan database saat ini adalah isinya yang
makin spesialis.
Setelah informasi
terkumpul dalam database, langkah berikutnya adalah menganalisa data. Pencarian
database umumnya berdasar hasil alignment/pensejajaran sekuen, baik sekuen DNA
maupun protein. Metode ini digunakan berdasar kenyataan bahwa sekuen
DNA/protein bisa berbeda sedikit tetapi memiliki fungsi yang sama. Misalnya
protein hemoglobin dari manusia hanya sedikit berbeda dengan yang berasal dari
ikan paus. Kegunaan dari pencarian ini adalah ketika mendapatkan suatu sekuen
DNA/protein yang belum diketahui fungsinya maka dengan membandingkannya dengan
yang ada dalam database bisa diperkirakan fungsi daripadanya. Algoritma untuk
pattern recognition seperti Neural Network, Genetic Algorithm dll telah dipakai
dengan sukses untuk pencarian database ini. Salah satu perangkat lunak pencari
database yang paling berhasil dan bisa dikatakan menjadi standar sekarang
adalah BLAST (Basic Local Alignment Search Tool).
Bioinformatika di Indonesia
Bioinformatika di Indonesia
Di Indonesia
Bioinformatika masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Di kalangan peneliti
sendiri, mungkin hanya para peneliti biologi molekuler yang sedikit banyak
mengikuti perkembangannya karena keharusan menggunakan perangkat-perangkat
Bioinformatika untuk analisa data. Sementara itu di kalangan TI masih kurang
mendapat perhatian.
Saat ini mata ajaran bioinformatika maupun mata ajaran dengan muatan bioinformatika sudah diajarkan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (http://www.sith.itb.ac.id) ITB menawarkan mata kuliah "Pengantar Bioinformatika" untuk program Sarjana dan mata kuliah "Bioinformatika" untuk program Pascasarjana. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya, Jakarta menawarkan mata kuliah "Pengantar Bioinformatika". Mata kuliah "Bioinformatika" diajarkan pada Program Pascasarjana Kimia Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI), Jakarta. Mata kuliah "Proteomik dan Bioinformatika" termasuk dalam kurikulum program S3 bioteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Materi bioinformatika termasuk di dalam silabus beberapa mata kuliah untuk program sarjana maupun pascasarjana biokimia,biologi, dan bioteknologi pada Institut Pertanian Bogor (IPB). Selain itu, riset-riset yang mengarah pada bioinformatika juga telah dilaksanakan oleh mahasiswa program S1 Ilmu Komputer maupun program pascasarjana biologi serta bioteknologi IPB.
2. Dari pengertian Bioinformatika yang telah dijelaskan, kita dapat menemukan banyak terdapat banyak cabang-cabang disiplin ilmu yang terkait dengan Bioinformatika, terutama karena bioinformatika itu sendiri merupakan suatu bidang interdisipliner. Hal tersebut menimbulkan banyak pilihan bagi orang yang ingin mendalami Bioinformatika.
Biophysics
Saat ini mata ajaran bioinformatika maupun mata ajaran dengan muatan bioinformatika sudah diajarkan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (http://www.sith.itb.ac.id) ITB menawarkan mata kuliah "Pengantar Bioinformatika" untuk program Sarjana dan mata kuliah "Bioinformatika" untuk program Pascasarjana. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya, Jakarta menawarkan mata kuliah "Pengantar Bioinformatika". Mata kuliah "Bioinformatika" diajarkan pada Program Pascasarjana Kimia Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI), Jakarta. Mata kuliah "Proteomik dan Bioinformatika" termasuk dalam kurikulum program S3 bioteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Materi bioinformatika termasuk di dalam silabus beberapa mata kuliah untuk program sarjana maupun pascasarjana biokimia,biologi, dan bioteknologi pada Institut Pertanian Bogor (IPB). Selain itu, riset-riset yang mengarah pada bioinformatika juga telah dilaksanakan oleh mahasiswa program S1 Ilmu Komputer maupun program pascasarjana biologi serta bioteknologi IPB.
2. Dari pengertian Bioinformatika yang telah dijelaskan, kita dapat menemukan banyak terdapat banyak cabang-cabang disiplin ilmu yang terkait dengan Bioinformatika, terutama karena bioinformatika itu sendiri merupakan suatu bidang interdisipliner. Hal tersebut menimbulkan banyak pilihan bagi orang yang ingin mendalami Bioinformatika.
Biophysics
Adalah sebuah bidang interdisipliner yang mengalikasikan
teknik-teknik dari ilmu Fisika untuk memahami struktur dan fungsi biologi (British
Biophysical Society). Disiplin ilmu ini terkait dengan Bioinformatika
karena penggunaan teknik-teknik dari ilmu Fisika untuk memahami struktur
membutuhkan penggunaan TI.
Computational Biology
Computational biology merupakan bagian dari
Bioinformatika (dalam arti yang paling luas) yang paling dekat dengan bidang
Biologi umum klasik. Fokus dari computational biology adalah gerak evolusi,
populasi, dan biologi teoritis daripada biomedis dalam molekul dan sel.
Medical Informatics
Menurut Aamir Zakaria
[ZAKARIA2004] Pengertian dari medical informatics adalah “sebuah
disiplin ilmu yang baru yang didefinisikan sebagai pembelajaran, penemuan, dan
implementasi dari struktur dan algoritma untuk meningkatkan komunikasi,
pengertian dan manajemen informasi medis.” Medical informatics lebih memperhatikan
struktur dan algoritma untuk pengolahan data medis, dibandingkan dengan data
itu sendiri. Disiplin ilmu ini, untuk alasan praktis, kemungkinan besar berkaitan
dengan data-data yang didapatkan pada level biologi yang lebih “rumit”.
Cheminformatics
Cheminformatics adalah kombinasi dari
sintesis kimia, penyaringan biologis, dan pendekatan data-mining yang digunakan
untuk penemuan dan pengembangan obat (Cambridge Healthech Institute’s Sixth
Annual Cheminformatics conference). Kemungkinan penggunaan TI untuk
merencanakan secara cerdas dan dengan mengotomatiskan proses-proses yang
terkait dengan sintesis kimiawi dari komponenkomponen pengobatan merupakan suatu
prospek yang sangat menarik bagi ahli kimia dan ahli biokimia.
Genomics
Genomics adalah bidang ilmu
yang ada sebelum selesainya sekuen genom, kecuali dalam bentuk yang paling
kasar. Genomics adalah setiap usaha untukmenganalisa atau membandingkan seluruh
komplemen genetik dari satu spesies atau lebih. Secara logis tentu saja mungkin
untuk membandingkan genom-genom dengan membandingkan kurang lebih suatu
himpunan bagian dari gen di dalam genom yang representatif.
Mathematical Biology
Mathematical biology juga menangani
masalah-masalah biologi, namun metode yang digunakan untuk menangani masalah
tersebut tidak perlu secara numerik dan tidak perlu diimplementasikan dalam
software maupun hardware.
Menurut Alex Kasman
[KASMAN2004] Secara umum mathematical biology melingkupi semua
ketertarikan teoritis yang tidak perlu merupakan sesuatu yang beralgoritma, dan
tidak perlu dalam bentuk molekul, dan tidak perlu berguna dalam menganalisis
data yang terkumpul.
Proteomics
Istilah proteomics
pertama kali digunakan untuk menggambarkan himpunan dari protein-protein yang
tersusun (encoded) oleh genom. Michael J. Dunn [DUNN2004], mendefiniskan
kata “proteome” sebagai: “The PROTEin complement of the genOME“.
Dan mendefinisikan proteomics berkaitan dengan: “studi kuantitatif dan kualitatif dari
ekspresi gen di level dari protein-protein fungsional itu sendiri”. Yaitu:
“sebuah antarmuka antara biokimia protein dengan biologi molekul”.
Pharmacogenomics
Pharmacogenomics
adalah aplikasi dari pendekatan genomik dan teknologi pada identifikasi dari
target-target obat. Contohnya meliputi menjaring semua genom untuk penerima
yang potensial dengan menggunakan cara Bioinformatika, atau dengan menyelidiki
bentuk pola dari ekspresi gen di dalam baik patogen maupun induk selama
terjadinya infeksi, atau maupun dengan memeriksa karakteristik pola-pola
ekspresi yang ditemukan dalam tumor atau contoh dari pasien untuk kepentingan
diagnosa (kemungkinan untuk mengejar target potensial terapi kanker).
Istilah pharmacogenomics digunakan lebih untuk
urusan yang lebih “trivial” — tetapi dapat diargumentasikan lebih berguna– dari
aplikasi pendekatan Bioinformatika pada pengkatalogan dan pemrosesan informasi
yang berkaitan dengan ilmu Farmasi dan Genetika, untuk contohnya adalah
pengumpulan informasi pasien dalam database.
Pharmacogenetics
Pharmacogenetics adalah bagian dari pharmacogenomics yang menggunakan
metode genomik/Bioinformatika untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan genomik,
contohnya SNP (Single Nucleotide Polymorphisms), karakteristik dari profil
respons pasien tertentu dan menggunakan informasi-informasi tersebut untuk
memberitahu administrasi dan pengembangan terapi pengobatan.
Gambaran dari sebagian
bidang-bidang yang terkait dengan Bioinformatika di atas memperlihatkan bahwa
Bioinformatika mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan mempunyai peran
yang sangat besar dalam bidangnya. Bahkan pada bidang pelayanan kesehatan
Bioinformatika menimbulkan disiplin ilmu baru yang menyebabkan peningkatan
pelayanan kesehatan.